Bukankah penggunaan darah untuk menyelamatkan kehidupan - bukan sekadar untuk makanan atau pengobatan penyakit - termasuk tindakan 'menghargai kehidupan'?
Perlu diingat bahwa penggunaan [trannfusi] darah TIDAK SELALU menyelamatkan kehidupan, sebaliknya penuh risiko, beberapa bahkan memautkan.
Selain itu, tanpa satu-satunya penggunaan darah yang diijinkan Allah, yaitu sebagai korban/tebusan (Efesus 1:7), kita semua pada dasarnya sudah 'mati'; dengan kata lain, kalaupun seseorang terhindar dari kematian karena menerima transfusi, itu bukan untuk selama-lamanya dan bukan dalam arti 'selamat' yang sesungguhnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment